Menurut majalah ini, kekayaan Pangeran Alwaleed bin Talal mencapai US$ 18 milyar (sekitar Rp 165 triliun), sedangkan harta kekayaan pengusaha keturunan Lebanon-Brasil, Joseph Safra, ditaksir mencapai US$13,8 milyar (sekitar Rp 127 triliun).
Gelar sebagai manusia paling tajir di Timur Tengah ini berhasil disabet Pangeran Alwaleed bin Talal untuk ke dua kalinya. Dalam siaran persnya, Forbes melaporkan bahwa pemeringkatan ini ditujukan untuk meningkatkan inspirasi para milyader di kawasan Arab, sekaligus sebagai tantangan untuk maju.
Untuk urusan orang terkaya, Forbes menyebutkan Arab Saudi dan Lebanon masing-masing menyumbangkan delapan orang. Adapun Mesir, kendati negeri itu bergelut dengan gejolak politik, sukses menempatkan tujuh warganya sebagai manusia terkaya. Di bawahnya mengekor Uni Emirat Arab dengan empat orang. Adapun Maroko menyumbangkan tiga nama orang terkaya, yakni Miloud Chaabi, Othman Benjelloun, dan Anas Sefrioui.
Kuwait berada di peringkat keenam dengan menempatkan dua milyadernya, yaitu Bassam dan Kutayba Alghanim. Yordania, Suriah, Irak, dan Sudan masing-masing menempatkan seorang warganya sebagai manusia berjibun fulus.
Pemimpin redaksi Forbes untuk Timur Tengah, Khuloud Al-Omian, mengatakan, "Motivasi di balik penerbitan peringkat ini adalah untuk menyampaikan pesan bahwa di belakang para milyader ini terdapat sebuah perjuangan keras yang dilakukan oleh orang-orang kaya tersebut. Di balik kisah sukses ini terdapat sebuah pembelajaran bagaimana memperoleh uang dan ini menjadi inspirasi kami semua."
Al-Omian menambahkan, "Harta warisan akan menjadi sesuatu yang paling cepat dan mudah untuk masuk ke golongan orang-orang kaya. Pertanyaannya, bisakah generasi baru di dunia Arab kian meningkatkan perusahaan warisan atau bisnis keluarga tersebut? Statistik mengatakan, orang-orang muda paling kaya di dunia Arab saat ini baru mulai melangkah, tetapi kami berharap mereka dapat menimba inspirasi dari tokoh-tokoh kaya yang kami terbitkan."
sumber:tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar